Page 43 - Demo
P. 43
The Great Vol. 6 /No.2/2024 41METODOLOGIPenelitian ini menggunakan metode review studi literatur, yang berarti menganalisis literatur dari berbagai sumber untuk menghasilkan kesimpulan dan gagasan baru. Untuk mengidentifikasi jurnal yang membahas topik ini , pencarian sistematis dilakukan pada judul dan kata kunci \dan %u201cPeningkatan kompetensi.\Google Scholar dan Semantic Scholar. Periode publikasi dibatasi pada sepuluh tahun terakhir (2014-2024).Peneliti menyertakan studi yang: 1) artikel penelitian tentang metode pembelajaran microlearning, 2) publikasi antara tahun 2014-2024, 3) disebarluaskan dalam bentuk laporan penelitian atau abstrak, 4) full text, journal article, open access. Dari hasil pencarian berdasarkan semua database, disesuaikan kembali dengan kriteria inklusi berdasarkan judul literatur dan setelah membaca dengan seksama isi artikel, hasil yang didapatkan hanya 14 artikel yang sesuai dengan objek yang dibahas pada literatur review. PEMBAHASANMenurut Kannan (n.d.) peran microlearning dalam studi tersebut sangat signifikan. Dalam konteks pelatihan pegawai, microlearning dipilih sebagai metode pembelajaran karena mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran yang beragam dan dinamis di lingkungan kerja modern. Melalui pembelajaran microlearning, peserta pelatihan dapat mengakses konten pembelajaran secara mandiri, personal, dan sesuai kebutuhan, sehingga berpotensi untuk meningkatkan hasil pembelajaran, keterlibatan peserta dan kinerja organisasi. Dengan menyajikan informasi dalam bentuk unit pembelajaran yang singkat dan terarah, microlearning memungkinkan pegawai untuk belajar secara efisien dan efektif, dengan pendekatan yang lebih interaktif dan sesuai dengan preferensi pembelajaran karyawan modern. Microlearning menjadikan karyawan lebih termotivasi untuk belajar, dengan menyajikan informasi dalam potongan kecil dan mudah diingat pegawai cenderung lebih mampu untuk mengingat dan menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari. Serta melalui pendekatan mobile first dan aksesibilitas lintas perform dapat meningkatkan fleksibilitas dalam pembelajaran dan memungkinkan karyawan untuk terus belajar bahkan diluar jam kerja. Microlearning dapat digunakan sebagai strategi efektif dalam pembelajaran dengan memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi kognitif yang menyatakan bahwa kapasitas memori kerja manusia terbatas, dengan kemampuan fokus pikiran manusia hanya sekitar 8-20 menit. Oleh karena itu informasi dalam bentuk potongan kecil lebih mudah diserap dan dicerna, sementara jumlah data yang besar dapat menyebabkan kelebihan kognitif dan mengurangi interaksi antara informasi dan peserta, sehingga menghambat proses pembelajaran (Marinskaya, 2020).Berbeda dengan pendapat diatas, penelitian yang dilakukan oleh Pam (2023) menyatakan bahwa penggunaan microlearning memiliki efek kecil terhadap pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku peserta dalam lingkungan kerja. Beberapa alasan yang memungkinkan efek kecil tersebut diantaranya 1) Keterbatasan waktu, microlearning sering kali disajikan dalam sesi pendek dan singkat yang mungkin tidak memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam konteks kerja: 2) Kedalaman materi, keterbatasan dalam kedalaman materi yang disampaikan dalam microlearning dapat mempengaruhi kemampuan peserta untuk memahami konsep Memasukkan microlearning ke dalam program pelatihan, organisasi dapat meningkatkan keterlibatan pegawai, meningkatkan hasil pembelajaran dan menumbuhkan budaya pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan.