Page 33 - Demo
P. 33
menyatakan bahwa pembelajaran berbasissimulasi menawarkan berbagai peluang untukmempraktikkan keterampilan yang kompleks dipendidikan tinggi dan untuk memfasilitasipembelajaran yang efektif. Meta-analisis inimencakup 145 studi empiris dan menyelidikiefektivitas berbagai jenis metode danteknologi dalam lingkungan pembelajaranberbasis simulasi untuk memfasilitasiketerampilan yang kompleks. Simulasimemiliki efek keseluruhan positif yang besar: g= 0,85, SE = 0,08; CI [0.69, 1.02].Penggunaan teknologi dan metode memilikiefek positif pada pembelajaran.Peserta didik dengan pengetahuan awalyang tinggi lebih memiliki kemampuan padasaat fase refleksi, sedangkan peserta didikdengan pengetahuan awal yang rendah dapatbelajar lebih baik bila didukung oleh contohcontoh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1)simulasi adalah salah satu cara yang palingefektif untuk memfasilitasi pembelajaranketerampilan kompleks di seluruh domain, dan(2) jenis metode pembelajaran yang berbedadapat memfasilitasi pembelajaran berbasissimulasi selama fase yang berbeda daripengembangan pengetahuan danketerampilan.KesimpulanPada keenam artikel di atas terdapatkesamaan yaitu peserta yang menjadi sampelpenelitian adalah mahasiswa keperawatanatau perawat freshgraduate yang barumemulai bekerja di rumah sakit. Kesamaanlainnya yaitu fokus penelitian pada pengaruhsimulasi dengan High Fidelity Patient -a great place to learn and growKARYA TULIS ILMIAHSimulator (HFPS) terhadap keterampilanberpikir kritis dan pengambilan keputusanklinis. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilanberpikir kritis dan pengambilan keputusanklinis yang cepat merupakan hal yang mutlakdikuasi oleh perawat terutama yang bekerja diarea emergency dan kritis, sementara bagimahasiswa maupun perawat pemulaketerampilan ini sangat kecil peluangnya untukdikuasai mengingat masih terjadinya gapantara pendidikan dan pelayanan dankesempatan untuk berlatih di area klinis yangmasih minim dilakukan, terlebih lagi padamasa pandemi covid-19 seperti saat ini. Limapenelitian menggunakan studi kuantitatif,sedangkan satu penelitian menggunakan studikualitatif. Instrumen yang digunakan padastudi kuantitatif adalah instrumen yang sudahteruji validitas dan reliabilitasnya, yaitumenggunakan instrumen tes standar berpikirkritis Health Science Reasoning Test (HSRT)dan California Critical Thinking Skills pretestand posttest. Untuk membandingkankelompok penelitian ini dibagi ke dalamkelompok eksperimen dan kelompok kontrolsehingga terlihat jelas perbedaan perlakuanyang dilakukan terhadap kedua kelompoktersebut. Kelompok eksperimen mendapatkanperlakuan standar ditambah dengan simulasimengunakan HFPS, sedangkan kelompokkontrol hanya mendapat perlakuan standar.Simulasi merupakan aktivitas yang menirurealitas lingkungan klinis dan dirancang untukmenunjukkan prosedur, pengambilankeputusan, dan berpikir kritis (Jefferies, 2005,hal. 97).30THEGREAT - Vol. 2Nomor 2, SEPTEMBER2021