Page 25 - Demo
P. 25
AbstrakTantangan dunia keperawatanabad ke-21 menuntut pendidikkeperawatan agar dapatmempersiapkan perawat masadepan yang dapat beradaptasidengan perubahan sistempelayanan kesehatan, adanyateknologi baru, perubahan sisteminformasi (terkomputerisasi),perubahan terapi farmakologis,peningkatan beban kerja perawat,peningkatan penyakit infeksi dimasyarakat, peningkatan kasusinfeksi yang resisten antibiotik,peningkatan populasi usia lanjut,dan meningkatnya jumlah kondisikronis dan co-morbid (Aiken,Clarke, Cheung, Sloane, & Silber,2003). Para pendidik perawatbertanggung jawab untukmempersiapkan lulusan yang dapatberadaptasi dengan perubahansistem kesehatan yang begitu cepata great place to learn and growKARYA TULIS ILMIAHOleh :Agung Ruhdiyat, S.Kep., M.KepWidyaiswara Ahli-MudaPENGARUHSIMULATION-BASEDLEARNING TERHADAPCRITICALTHINKINGMAHASISWAKEPERAWATANini. Strategi pembelajaran simulasi diusulkansebagai metode yang cocok untuk mengatasimasalah ini dan dapat menjembatani kesenjanganantara pendidikan dan praktik klinis di rumah sakit.Penelusuran literatur ini bertujuan untukmenganalisa hasil penelitian terkait yang berfokuspada pengaruh Simulation-Based Learningterhadap critical thinking mahasiswa keperawatan.Penelaahan ini dilakukan dengan metodereview dari hasil penelitian tahun 2010 %u2013 2020 yangtelah dipublikasi dalam media elektronik sepertiProQuest, Pubmed, dan CINAHL. Jumlah jurnalyang diperoleh sebanyak 10 jurnal dan 6diantaranya memenuhi kriteria. Hasil penelitianyang diperoleh bahwa simulasi sebagai prosesbelajar-mengajar interaktif, belajar pengetahuantentang perawatan kritis dari simulasi situasipasien nyata, belajar keterampilan klinis danmenghadirkan perawatan pasien secara holistikdengan bermain peran, dan menjembatanikesenjangan teori-praktik untuk meningkatkan caraberpikir kritis. Selain itu, simulasi juga dapatmengasah keterampilan berpikir kritis melaluiumpan balik dari simulator maupun tampilan -22THEGREAT - Vol. 2Nomor 2, SEPTEMBER2021