Pelatihan teknis bidang kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Sirkulasi
  • Enrolled students: No students enrolled in this course yet
Bantuan Hidup Dasar

Bantuan hidup dasar (Basic Life Support) adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa (Goyten, 2008). Cardio Pulmonary Resucitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah serangkaian tindakan memberikan napas buatan dan pijatan jantung luar pada penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung (American Heart Association, 2010).

Bantuan hidup dasar adalah fondasi untuk menyelamatkan nyawa setelah serangan jantung. Aspek fundamental bantuan hidup dasar pada dewasa meliputi pengenalan serangan jantung mendadak dan aktivasi sistem tanggap darurat, resusitasi jantung paru dini, dan defibrilasi cepat dengan AED.


Initial Assessment

Initial assessment merupakan tindakan awal yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter perawat ketika menghadapi suatu kondisi kedaruratan. Hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah penilaian awal terhadap kondisi pasien yang dilakukan secara tepat dan cepat.  Tindakan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pasien dan mencegah kecacatan. Berdasarkan hal tersebut, maka materi inti pada modul BTCLS ini dimulai dari initial assessment.

Unit 1 tentang initial assessment ini akan membahas konsep dasar inital assessment dan cara pelaksanaannya. Sistem pelatihan  yang akan dipergunakan dalam pelatihan ini meliputi pembelajaran yang bersifat dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) ataupun campuran keduanya (Blended learning).


Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kardiovaskular

Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskular memerlukan tindakan yang cepat dan tepat oleh tenaga yang professional dan kompeten. Kedaruratan kardiovaskular ini meliputi situasi-situasi yang mengancam nyawa yang diakibatkan oleh kematian jaringan otot miokardium, gangguan sistem konduksi jantung serta gangguan lethal aritmia. Penatalaksanaan yang baik diawali dari identifikasi masalah yang baik pula, atas dasar tersebut pada modul ini akan membahas terkait anatomi fisiologi system konduksi jantung, acute coronary sindrom (ACS), serta gangguan disritmia.

Penatalaksanaan Korban Trauma

Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada 1 dekade terakhir diseluruh kota besar didunia. Pengelolaan trauma apapun jenis dan  penyebabnya tetap harus menganut kaidah klasik dari pengelolaan trauma pada umumnya yakni pengelolaan jalan nafas, pemberian ventilasi dan kontrol hemodinamik. Penatalaksanaan pertama kali saat menemukan korban dengan trauma fisik perlu dilakukan secara seksama karena selain mengakibatkan kematian trauma fisik tersebut dapat menyebabkan kecacatan.

Pada Materi Pelatihan Penatalaksanaan Korban Akibat Trauma ini membahas tentang mekanisme dan tatacara pertolongan kegawatdaruratan akibat trauma seperti: trauma kepala dan spinal, trauma thorax, trauma abdomen, trauma muskuloskeletal, dan trauma thermal. Kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode Ceramah, Tanya Jawab, Curah pendapat, Diskusi, Demonstrasi dan Simulasi dengan alat bantu latih yang sesuai dengan daftar kebutuhan pada setiap pencapaian keterampilan dalam penanganan korban akibat trauma.

Penatalaksanaan Sistem Rujukan dan Evakuasi

Pelayanan Kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan. Pelayanan Kegawatdaruratan meliputi penanganan kegawatdaruratan: prafasilitas pelayanan kesehatan, intrafasilitas pelayanan kesehatan; dan antarfasilitas pelayanan kesehatan. Sinergitas ketiga pelayanan ketiga tempat pelayanan kegawat daruratan tersebut harus ditunjang oleh sistem rujukan yang cepat dan tepat

Penanganan kegawatdaruratan prafasilitas pelayanan kesehatan, meliputi  : tindakan pertolongan; dan/atau, evakuasi medik, terhadap Pasien. Tindakan pertolongan terhadap pasien dilakukan di tempat kejadian atau pada saat evakuasi. Evakuasi merupakan upaya memindahkan pasien dari lokasi kejadian ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medi. Pasien dengan menggunakan ambulans transportasi atau ambulans gawat darurat harus disertai dengan upaya menjaga resusitasi dan stabilisasi. Dalam kondisi tidak terdapat ambulans transportasi atau ambulans gawat darurat, evakuasi dapat menggunakan alat transportasi lain di sekitar lokasi kejadian dengan tetap melakukan upaya menjaga resusitasi dan stabilisasi.

Pada materi sistim rujukan dan evakuasi dan transportasi ini akan di bahas tentang : 

1) Sistim Rujukan meliputi : Pengertian Sistim rujukan, prinsip melakukan rujukan pada pasien gawat darurat dan Syarat melakukan rujukan dengan metode 4 w + 1 H (Who, When, Where, Why dan How)., 

2) Teknik evakuasi pasien, meliputi : Cara pengangkatan dan pemindahan pasien darurat dan non darurat (Ekstrikasi dan Evakuasi (dengan alat dan transportasidan tanpa alat) dan System mekanika tubuh penolong pada saat mengangkat pasien trauma dan non trauma