Page 74 - Demo
P. 74
72 The Great Vol. 6 /No.2/2024Bisikan Satir Anak BangsaRaungan sirene memecah pagi itu dengan taburan bunga yang menghiasi makam-makam para pejuang negeri iniLaku khidmat Wakil Presiden dan semua pejabat negara menambah haru biru prosesi di Taman Kalibata yang ku saksikan melalui layar kacaRasa haru menyeruak, otakku seperti berdenging melemparkan angan pada masa silamSebuah sketsa yang dulu ku pajang di kamar kos dan selalu kuajak bicara saat resah memikirkan nasib negara iniSorot matanya yang tajam, begitu membiusku untuk selalu larut tenggelam dalam bacaan sejarah bangsa Dia yang disebut sebagai Penyambung Lidah RakyatMenjadi figur sentralku dalam mencintai negara iniIa tak hanya mengusik ku untuk belajar lebih gigih, tapi juga selalu menyorakkan satu kata%u201cJangan lupakan Jas Merah%u201dMelodi musik itu membuat aku bergidikbulir bening itu merembes di sudut mataSekumpulan doa-doa suci untuk pejuang dan pendiri republik ini baru saja dikirimkanAku membisu dan berbicara dalam pikiranNyawa saja mereka gadaikan demi negaraAda begitu banyak prajurit yang gugur di medan tempurTokoh-tokoh nasional di masa silam yang selalu berbicara kemerdekaan, perjuangan hingga mereka luput dari kata bahagia soal keluargaTapi kami?apa yang bisa kami berikan kepada Ibu Pertiwi?Warisan apa yang kelak akan di nikmati oleh generasi berikutnya?Aku merenungtertundukSadar bahwa negara ini butuh jiwa-jiwa muda dihidupkan kembali nafas Pancasila harus digelorakan Cinta dan hormat pada Sang Saka Merah Putih harus kembali ditumbuhkankarena ada noda-noda darah dan keringat para pahlawan lampau di sanaUntuk kita bisa mengecap arti Merdeka saat inimohon di renungkan...Apa yang sudah kau berikan pada Negara?[TAM, IVY]*Momentum mengenang Hari Pahlawan Nasional 10 NovemberPuisi