Metode Belajar Flipped Classroom : Peluang dalam Meningkatkan Kapasitas SDM Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan Lebih Efektif dan Efisien

Detail Cantuman

Text

Metode Belajar Flipped Classroom : Peluang dalam Meningkatkan Kapasitas SDM Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan Lebih Efektif dan Efisien

XML

Tuntutan pembelajaran dalam penyelenggaraan pelatihan saat ini
semakin kompleks dengan tantangan transformasi sumber daya
manusia kesehatan yang menjadi salah satu prioritas Kementerian
Kesehatan. Collaborative learning process merupakan salah satu
bentuk lingkungan pembelajaran yang mesti diciptakan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. proses pembelajaran
ini melibatkan kerjasama antara peserta pembelajar untuk memahami
suatu materi pembelajaran yang dapat ditempuh dengan metode flipped classroom. Metode
flipped classroom yang merupakan metode pembelajaran yang membalikkan peran pengajar
dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Metode Flipped classroom yang dapat
dilakukan dalam memberikan dukungan dalam penyelenggaraan pelatihan yang optimal dapat
dilalui melalui blended dengan menggabungkan pembelajaran sinkron (Synchronous) dengan
real time di kelas sehingga terjadi interaksi dari seorang pengajar dan rekan sekelas sekaligus
juga menerima umpan balik pada saat yang sama, dengan pembelajaran mandiri asinkron
(asynchronous) melalui konten belajar yang dapat diakses melalui bentuk media pada platform
Metode Belajar Flipped Classroom : Peluang dalam Meningkatkan Kapasitas SDM
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan
Bidang Kesehatan Lebih Efektif dan Efisien

10 The Great Vol. 4 /No. 2/2023

mengingat pola belajar yang telah berubah.
Dimana saat ini pembelajaran dengan
sincronous maya melalui ruang belajar maya
seperti zoom, microsoft team, google classroom
dan lain sebagainya.
Participant centre adalah salah satu metode
pembelajaran yang menekankan pada peran
aktif peserta dalam proses belajar. Dalam
metode participant centre, peserta pelatihan
diharapkan dapat berinteraksi, berdiskusi,
berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah
bersama-sama dengan sesama peserta
atau dengan pengajar. Metode ini juga
memberikan kesempatan kepada peserta
untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan
potensi peserta lebih luas dan mendalam.
Oleh karena itu orientasi participant centre
diarahkan pada Collaborative learning
process.
Collaborative learning process merupakan
proses pembelajaran yang melibatkan
kerjasama antara peserta didik untuk
memahami suatu materi atau menyelesaikan
suatu masalah. Collaborative learning process
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
kelompok belajar, diskusi kelompok, proyek
tim, dan peer review. Restrepo menyebutkan
Collaborative learning process memiliki
empat fase yang saling berhubungan yaitu

Pendahuluan
Pelatihan bidang kesehatan memiliki
peran penting dalam menyiapkan SDM
kesehatan yang unggul dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang kompleks.
Pelayanan kesehatan diberikan pada
seluruh rentang kehidupan mulai dari dalam
kandungan sampai dengan usia lanjut usia
dalam keadaan sehat maupun sakit sejalan
dengan kebijakan Kementerian Kesehatan
mengenai transformasi sistem kesehatan
pada pilar ke–5 mengenai transformasi SDM
kesehatan. Transformasi SDM kesehatan
menitikberatkan pada kualitas kinerja
pelayanan kesehatan yang mendukung
terwujudnya pelayanan yang berkualitas
sehingga sudah semestinya SDM kesehatan
memiliki kompetensi yang maksimal, baik
pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
Pemenuhan transformasi SDM Kesehatan
tentunya perlu diikuti dengan kecepatan
dan ketepatan langkah dalam platform
belajar digital yang saat ini telah disediakan
melalui Learning Managemen System (LMS)
Plataran Sehat milik Kementerian Kesehatan.
Disamping itu perlu memodifikasi metode
pembelajaran yang selama ini digunakan
untuk meningkatkan participant centre,
digital. Terdapat 3 tahapan dalam menerapkam metode flipped classroom yaitu Pra-class :
berisi kegiatan yang mencakup penyediaan media belajar dengan teknologi rendah sampai
dengan teknologi tinggi tergantung ketersediaan media dan alat belajar berdasarkan keahlian
instruktur termasuk juga pilihan penugasan dan evaluasi yang diberikan. In class periode ini
digunakan untuk berinteraksi peserta dengan mengklarifikasi substansi pembelajaran untuk
memotivasi pembelajaran yang mendalam dan membangun kebiasaan baru dengan belajar
mandiri, sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan di kelas sangat ditentukan oleh fasilitator.
Tahap Pasca- class setelah proses in class terlaksana, fasilitator masih memiliki memiliki
peran dan kesempatan untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi peserta untuk
tetap menilai kemajuan proses belajar dengan menyiapkan instrument pengembangan
compassion dan conscience peserta.


Detail Information

Item Type
Karya Tulis Ilmiah
Penulis
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Published
Departement
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Bapelkes Batam : Batam.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail